Powered By Blogger

Rabu, 18 Mei 2011

Pengertian Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan

Bermacam-macam definisi kepemimpinan. Dalam buku Kambey D. C (2010:140 ) antara lain:
- George R terry& Lesliem W. Rue
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu.
- Harold koontz & Heinz Weihrich
            Kepemimpinan sebagai suatu pengaruh seni, atau proses mempengaruhi orang-orang agar mereka secara suka rela dan bersemangat berusaha mencapai tujuan kelompok.
-James A. F. Stoner, RT. E, Freemen & Daniel R. Gilbert Jr.
            Kepemimpinan manajerial sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok.
             Dalam buku Engkoswara (2010:177)
- Northouse, P,G
kepemimpinan adalah  suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
- Dubrin A.J
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
- Kottler
Kepemimpinan adalah proses mengeerakan seseorang atau sekelompok orang kepada tujuan-tujuan umumnya di tempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akan terjadi kepemimpinan apabila di dalam situasi tertentu seseorang  lebih menonjol dapat mempengaruhi  perilaku orang lain baik secara perseorangan atau kelompok sehingga dengan penuh kesadaran orang-orang dapat mengikuti apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan.
Dalam praktek sehari-hari, diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian tersebut berbeda. Pemimpin  adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan berkembang. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dewasa ini kebanyakan para ahli beranggapan bahwa setiap orang dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya dalam tingkat tertentu.
Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari bawahannya tersebut melayani dia.Pemimpin memadukan kebutuhan dari bawahannya dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhannya.
Dari batasan kepemimpinan sebagaimana telah disebutkan di atas seorang dikatakan pemimpin apabila dia mernpunyai pengikut atau bawahan. Bawahan ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok anggota-anggota manajemen (manajement members). Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Manager puncak (Top Manager)
b. Manajer menengah (Middle manager)
c. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
Seorang pemimpin mempunyai baik ketrampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas bersifat konsepsional.
Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan seorang pamimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya kemampuan berfikir secara konsepsional strategis dan makro. Di samping itu perlu dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist. Dari uraian di atas jelaslah bahwa lebih mudah mengukur produktivitas pemimpin yang lebih rendah.

1.    Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Informal
Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Pola kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang "sebenarnya" oleh bawahan.
Penerimaan atas pimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi apakah kepemimpinan formal tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan nyata. Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship. Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini tidak terlihat pada struktur organisasi
Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya adalah sebagai berikut :
·                  Kemampuan "memikat" hati orang lain.
·         Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain.
·         Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
·         Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan operasional.
·         Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin tanpa adanya pihak yang dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin.
Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Di bawah ini akan dikemukakan perbedaan antara pemimpinan dengan non pemimpin.
Pemimpin:
·         Memberikan inspirasi kepada bawahan
·         Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
·         Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
·         Menerima kewajiban-kewajiban
·         Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.
Non Pemimpinan :
·         Memberikan dorongan kepada bawahan
·         Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
·         Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman.
·         Melimpahkan kewajiban kepada orang lain.
·  Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan.   

  Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
a)    Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

b)   Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c)    Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori  kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.  Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi empat gaya dasar yaitu : otoriter, pseudo demokratis, laissez faire, dan demokratis.

Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
·         Pendidikan umum yang luas.
·         Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
·         Kemampuan berkembang secara mental
·         Ingin tahu
·         Kemampuan analistis
·         Memiliki daya ingat yang kuat
·         Mempunyai kapasitas integratif
·         Keterampilan berkomunikasi
·         Keterampilan mendidik
·         Personalitas dan objektivitas
·         Pragmatismo
·         Mempunyai naluri untuk prioritas
·         Sederhana
·         Berani
·         Tegas dan sebagainya.

Kamis, 05 Mei 2011

komunikasi dalam organisasi

"KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI"
Ø     PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan  bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan

Gambar di bawah ini melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi. Garis yang putusputus melukiskan gagasan bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara alami; hubunganhubungan itu juga menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin
berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan eksternal.
Gambar 1.1 Sistem Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan  suatu pertunjukkan. Karena fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu organisasi. Analisi komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan
 
Ø     BAGAIMANA MENYALURKAN IDE 
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:


a) IDE (gagasan)

b) PERUMUSAN

c) PENYALURAN (transmitting)

D) TINDAKAN
 

E) PENGERTIAN
 

F) PENERIMAAN
Ø     HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI 

1.Hambatan dari Proses Komunikasi:
a) Hambatan yang bersifat teknis
b) Hambatan semantik
c) Hambatan perilaku
d) Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi :
e) Dari segi sifatnya :
f) Komunikasi Lisan
g) Komunukasi Tertulis
h) Komunikasi Verbal
i) Komunikasi Non Verbal

2) Hambatan dari pengirim pesan: 
misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagidirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

3) Hambatan dalam penyandian/symbol: 

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

4) Hambatan media: 
adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.


5) Hambatan dalam bahasa sandi: 
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima


6) Hambatan dari penerima pesan: 
misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi
lebih lanjut.


7) Hambatan dalam memberikan balikan: 
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

DINAMIKA ORGANISASI

“DINAMIKA ORGANISASI”
·         Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Di dalam sebuah organisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut perhatian pengurus dan anggotanya. letak pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.
Dalam hal ini suatu organisasi dapat dikelompokan sebagai mekanisme suatu struktur susunan, yang mengarah dalam suatu aspek pembentukan suatu system,dimana system tersebut dalam dijalani dalam suatu kelompok yang disebut kelompok organisasi,dinamika organisasi dapat tercipta dari adanya suatu badan yang membangu serta menyusun sebuah system organisasi, seiring dengan perkembangan zaman dinamika organisasi mengalami berbagai perubahan, yang inti dan tujuannya sama, yaitu ingin menciptakan suatu system organisasi yang solid,dengan berbagai tujuan dari sebuah organisasi itu sendiri.

·                     DINAMIKA KONFLIK
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.
·                      JENIS & SUMBER KONFLIK 
Jenis-jenis konflik di kelompokkan sebagai berikut:
1.    Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.keingina tersebut timbul karena adanya ketidak puasan yang terjadi dalam diri setiap individu,dan dipicu adanya silang pendapat antara satu dengan yang lain.
2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.disamping itu konflik ini merupakan suatu berntuk ragam pemikiran seseorang yang ingin berkuasa mutlak dalam suatu organisai tersebut.
3.    Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, permasalahan ini merupakan permasalahan pemikiran masing – masing individu dalam menghadapi tekanan,baik dari dalam suatu organisasi, maupun dari luar dalam pelaksanaan organisasi tersebut.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.peningkatan taraf kesenjangan sikap dari masing – masing instansi terkait.
5.    Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.yang umum terjadi dalam setiap organisasi manapun.

Sumber-sumber Konflik:
a.   Kebutuhanuntuk membagi(sumber daya-sumber daya) yang terbatas.
b.   Perbedaan-perbedaandalam berbagaitujuan.
c.    Salingketergantungan kegiatan-kegiatankerja.
d.   Perbedaannilai-nilai atau persepsi.
e.   Kemandirian organisasional.
f.     Gaya-gayaindividual.
Konflik organisasional timbul karena beberapa sumbernya, dan berbagai sumber utama konflik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.    Kebutuhan untuk membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas
b.    Perbedaab-perbedaan dalam berbagai tujuan
c.    Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
d.     Perbedaan nilai-nilai atau persepsi
e.     Kemenduaan organisasional
f.      Gaya-gaya individual



·                     STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK 
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingkat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara:

1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di        antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit

   kerja saja.
2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara        unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau

   lebih unit kerja.
3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta        anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama.            Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan

   permasalanhannya atas dasar kepentingan yang sama.
5. Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan      mendengarkan dan membuat keputusan.
6. Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-    pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7. Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin         sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk

    memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8. Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang           dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
·                     MOTIVASI
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.

Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai.

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik.
 
·                     TEORI MOTIVASI 
A. TeoriX dan teori Y Mc Gregor.
Anggapan-anggapanyang mendasari teori X :
1.Rata-rata para pekerja itu malas, tidaksukabekerjadan akan menghindarinyabila dapat.
2.Karenapada dasarnya pekerja tidaksukabekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan denganhukuman, dan diarahkan untukpencapaiantujuan organisasi.
3.Rata-rata para pekerja lebih senangdibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.

Anggapan-anggapan yang mendasari teori Y :
1.Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
2. Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung-jawab.
3. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan dayaimajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
4. Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
5. Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
6. Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.

B.TeoriHirarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan, yaitu :
a.Kebutuhan Fisiologis
b.Kebutuhan Keamanan
c.Kebutuhan Sosial
d.Kebutuhan Penghargaan
e.Kebutuhan Aktualisasi Diri

C. TeoriMotivasi Berprestasi Mc Clelland

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.

Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan.

D.Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg

MOTIVASI/KESIMPULAN
Kebiasaan selama ini dimana konflik ditempatkan dalam destructive zone perlu direformasi kedalam dinamis zone. Konflik yang bersifat positif harus dimanage secara cerdas, tepat dan profesional. Sehingga ada peningkatan performance dan dinamika organisasi. Akhirnya konflik bisa didesign sebagai “mesin” dinamika organisasi Adanya konflik jangan dianggap sebagai suatu kemunduran tapi bisa dianggap sebagai dinamika organisasi dan juga agar organisasi tidak menjadi stagnan. Dan yang lebih penting lagi untuk belajar bersama dari adanya konflik tersebut, dengan konflik menjadikan anggota maju dalam berpikir, maju dalam wawasan, maju dalam wacana dan bisa menghargai beda pendapat. Dan yang terakhir agar organisasi bisa menjadi “hidup”. Pelaku konflik tidak dianggap sebagai musuh, pelaku konflik jangan dianggap sebagai perusak organisasi tapi harus ditempatkan sebagai motor dinamika organisasi.pendataan akan suatu pemikiran dan perumusan masalah ada baiknya ditampung dalam berbagai aspek kebutuhan individu untuk berfikir, memunculkan kembali motivasi gemilang dari organisasi lain yang diterapkan dalam organisasi tersebut,setiap dinamika organisasi sama dengan dinamika kehidupan yang kita jalani, semakin banyaknya kebersamaan untuk berfikir maju,semakin besarnya peluang keberhasilan yang akan terjadi, karna kembali lagi dalam konsep kehidupan manusia, bahwa manusia adalah mahluk social, yang saling ketergantungan satu sama lain, dan tak luput dari kesalahan, maka untuk menutupi suatu kesalahan tersebut perlu adanya peran serta suatu kelompok yang dibentuk dari setiap organisasi yang terbentuk